Wajibkah Punya Dana Darurat Di Saat Musim Hujan?

Gaya Hidup195 views

Musim hujan yang menyapa di awal tahun 2020 memang cukup mengejutkan karena datang dengan intensitas yang tinggi hingga mengakibatkan banjir di beberapa titik di sekitar Jabodetabek.

Sayangnya tidak ada yang menyiapkan diri dengan dana darurat. Meskipun demikian, hal ini bisa diatasi sementara waktu dengan memanfaatkan pinjaman uang online secara bijak. Terutama jika sudah ada kondisi tertentu yang tidak bisa ditunda lagi seperti hal-hal berikut ini.

  1. Penyakit musim hujan

Musim hujan tidak lekang dengan potensi penyakit yang menyerang. Mulai dari demam berdarah, flu, batuk, hingga deman. Musim hujan membuat beberapa tempat menjadi lebih lembab sehingga menjadi tempat jamur berkembang lebih cepat.

Dengan kondisi demikian mau tak mau kita perlu menyiapkan dana darurat sebelumnya sebagai antisipasi jika ada hal yang memang harus diselesaikan. Terkadang, ada juga yang sudah memiliki asuransi tetapi bukan cashless, mau tak mau tetap harus ada bujet dana lebih dulu agar tetap bisa mendapatkan penanganan yang tepat di rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya.

  1. Antisipasi bencana alam

Selain potensi penyakit musiman, bencana alam seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, badai, petir dan hal-hal seperti itu sudah pasti tidak bisa diprediksi dengan tepat. Meskipun sudah ada peringatan dini dari BMKG.

Tetapi, dampak yang ditimbulkan inilah yang membuat kita harus merogoh kocek lebih dalam. Misalnya ketika tiba-tiba banjir datang dan merendam kendaraan. Mau tidak mau harus ada bujet yang cukup untuk perbaikan kendaraan atau membersihkan rumah yang kebanjiran.

  1. Kebutuhan rumah tangga naik

Setiap musim hujan pun keuangan rumah tangga cenderung naik. Contoh sederhana seperti frekuensi mencuci pakain jadi lebih sering dari sebelumnya sehingga membutuhkan tambahan sabun cuci atau detergen, pemakaian air, hingga pemakaian listrik yang meningkat.

Kondisi seperti itu yang kerap tidak disadari akan menyedot keuangan bulanan. Agar tidak kelabakan, dana darurat bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan yang tidak terduga seperti itu.

  1. Harga bahan pokok naik

Dengan adanya banjir dampak yang juga merugikan adalah gagal panen. Biasanya harga bawang merah, putih dan cabai yang menjadi bahan dasar untuk memasak mengalami kenaikan. Tentu harus ada penyesuaian dengan anggaran belanja dengan kondisi tersebut.

  1. Antisipasi perbaikan rumah

Kebiasaan untuk memperbaiki rumah umumnya dilakukan setahun sekali seperti ketika akan memasuki momen Lebaran, Natal atau Imlek. Momen tersebut biasanya dimanfaatkan untuk mengecat rumah, memperbaiki perabot hingga bebenah agar rumah menjadi lebih indah dan nyaman.

Hanya saja, ketika banjir melanda, tidak ada yang bisa mengelak bahwa rumah pun akan ikut terkena imbasnya. Belum lagi jika ada kayu atap lapuk atau atap yang bocor. Kondisi tersebut sudah dikatakan darurat karena jika tidak dilakukan perbaikan akan merembet ke bagian lain sehingga dikhawatirkan malah membahayakan penghuninya.

Alasan-alasan itulah yang membuat kita wajib menyiapkan dana darurat. Beberapa pakar keuangan menyebutkan setidaknya kita harus menyisihkan 10 persen dari pendapatan bulanan untuk dana darurat. Tidak besar kok. Namun, yang paling aman dana darurat itu cukup untuk 6 bulan bahkan 12 bulan ke depan seperti halnya ketika dalam kondisi tidak punya pekerjaan atau pemasukan.

Nah, sayangnya tidak semua orang menyiapkan dana darurat untuk mengantisipasi beberapa hal tersebut. Meski memang masih ada jalan keluar yang bisa dilakukan seperti mengajukan pinjaman uang online.

Tapi, solusi menggunakan pinjaman uang online pun harus dilakukan dengan langkah yang bijak dengan memilih fintech yang memberikan bunga rendah, cicilan fleksibel dan utamanya transparan. Mudahnya, untuk mencari fintech yang tepercaya, pastikan saja sudah terdaftar di OJK. Salah satunya seperti Kredivo yang juga dikenal sebagai penyedia layanan kartu kredit digital.

Kredivo sudah terdaftar secara resmi di OJK dengan nama PT FinAccel Digital Indonesia dengan nomor registrasi S-236 / NB.213 / 2018. Dengan begitu operasionalnya pun tetap dibawah pengawasan langsung dari OJK.

Kredivo dapat juga digunakan layaknya seperti kartu kredit digital untuk berbelanja di beberapa marketplace terkemuka seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli, dan sebagainya. Kredit limit yang diberikan bisa mencapai Rp30 juta per nasabah.

Bunga pinjaman Kredivo sebesar 2.95 persen dengan pilihan tenor mulai dari 30 hari, 3 dan 6 bulan. Malah untuk belanja dengan pembayaran kredit digital seperti Kredivo, tenor bisa lebih panjang hingga 12 bulan.

Kredivo memiliki dua pinjaman online yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan yaitu pinjaman mini dan pinjaman jumbo. Perbedaan keduanya hanya terletak pada plafon yang diberikan. Untuk pinjaman mini plafon pinjaman minimal Rp500 ribu dan maksimal Rp1 juta. Sementara pinjaman jumbo minimal Rp1 juta dan maksimal sesuai dengan kredit limit yang didapatkan.

Nah, jika tertarik dengan kemudahan yang diberikan Kredivo, unduh aplikasinya lewat Google Play Store dan App Store, kemudian daftarkan diri kamu secara mudah, bisa online kapan saja.