Keseleo atau ankle sprain merupakan suatu kejadian yang sering ditemui, baik akibat kejadian sehari-hari maupun cedera olahraga. Angka kejadian keseleo ini dapat mencapai 2-7 kejadian per 1000 orang dan mempunyai angka rekurensi yang tinggi akibat seringnya menyebabkan ketidakstabilan pergelangan kaki. Angka kejadian ini mungkin lebih tinggi dari kejadian sebetulnya, karena banyak penderita yang tidak mencari bantuan medis bila mengalami kejadian keseleo. Sebagian besar keseleo, bukan terjadi pada atlit atau cedera olahraga, tetapi akibat kejadian sehari-hari. Sebagian besar ankle sprain terjadi pada sisi luar pergelangan kaki, sedangkan sisanya pada sisi bagian dalam. Ligament pada pergelangan kaki berfungsi menjaga stabilitas sendi dan mencegah dari terjadinya pergerakan berlebihan. Bila ligament tersebut tertarik, lebih dari gerakan normal, maka akan terjadi robekan pada ligament.
Keseleo sering disebabkan kegiatan olahraga yang melibatkan aktivitas berlari, menikung dan melompat, seperti basket, sepakbola, voli. Bahkan, pada atlit professional pun, keseleo ini menjadi cedera yang paling banyak diderita.
Karena tingginya kemungkinan berulang terjadinya keseleo, resiko instabilitas kronik pergelangan kaki sangat tinggi, yang ditandai dengan ketidakstabilan mekanis yang akan mengganggu aktivitas harian. Resiko kronis ini dapat terjadi setelah keseleo, kejadian berulang yang melibatkan struktur yang sama, atau karena mekanisme lainnya. Faktor resiko penyebab terjadinya adalah adanya laxity (kelenturan) pada ligament, penggunaan alas kaki yang tidak sesuai, permukaan lapangan olahraga yang tidak baik, aktivitas olahraga sperti tackle pada sepakbola atau basket, ataupun olahraga lainnya.
Keseleo ditandai dengan riwayat jatuh dimana posisi pergelangan kaki menekuk, dan pasien tidak mampu menahan berat badan atau melanjutkan kegiatan. Kadang hingga terdengar bunyi “pop” saat jatuh, diikuti dengan nyeri akut dan pembengkakan sekitar pergelangan kaki. Pada pemeriksaan, bisa ditemukan adanya memar, kelainan bentuk pergelangan kaki. Harus dilakukan pemeriksaan secara seksama oleh dokter untuk mengetahui letak cedera, dan tingkat nyeri saat aktivitas. Pemeriksaan X-ray diperlukan untuk mengevaluasi tulang dan kemungkinan terjadinya pergeseran dari sendi. Pemeriksaan lain yang berguna adalah MRI, dimana tingkat keparahan cedera ligament dapat dievaluasi dengan baik.
Pada kasus cedera pergelangan kaki ringan, dapat juga ditambahkan penggunaan brace selama masa pemulihan. Pada kasus yang berat, dimana seluruh ligament mengalami robek, tatalaksana dapat berupa penggunaan gips, bahkan dapat juga dilakukan operasi untuk memperbaiki cedera ligament, terutama pada atlit yang harus segera kembali ke Latihan.
Cedera pergelangan kaki kronik akibat kejadian akut yang tidak ditangani, lama kelamaan akan menyebabkan gangguan pergerakan normal dan terjadi pengapuran sekitar sendi. Pada kondisi kronik, dapat dilakukan rehabilitasi dan mengurangi aktivitas. Tujuan utama rehabilitasi adalah kekuatan otot dan koordinasi sendi yang baik.